Bu Angel adalah seorang guru sekolah dasar. Sore itu, setelah makan malam bersama keluarga Bu Angel langsung bergegas masuk kamar untuk menyelesaikan tugasnya mengoreksi pekerjaan rumah para muridnya. Tak lama kemudian Suami Bu Angel, Pak Charles namanya datang sambil memainkan ponsel pintarnya. Pak Charles akhir – akhir ini memang sedang sibuk belajar berbisnis online.
Bu Angel meneruskan pekerjaannya itu, dan ketika Ia membaca pekerjaan rumah salah satu muridnya air matanya pun langsung mengalir menyusuri pipinya. Pak Charles menyaksikan itu dan bertanya.
Charles : Kamu kenapa sayang?
Angel : (menangis sambil menundukan kepalanya)
Charles : Apa yang terjadi ma?
Angel : Beberapa hari yang lalu aku memberikan pekerjaan rumah untuk para muridku pa… (tangisnya sedikit reda)
Charles : Pekerjaan rumah tentang apa memangnya ma?
Angel : Aku menyuruh mereka untuk menulis tentang apa cita – cita mereka…
Charles : okay, lalu kenapa kau menangis ma?
Angel : Memeriksa dan membaca pekerjaan rumah mereka lah yang membuatku menangis…
Karena penasaran, Pak Charles mendekati Bu Angel.
Charles : Aku ingin tau apa yang tertulis dalam buku itu sehingga membuat mu menangis?
Angel : Dengarkan tulisan anak ini… (membaca tulisan anak tersebut dengan suara yang tersedu – sedu karena menahan air matanya yang kembali tak terbendung)
*Cita – Citaku
Cita – citaku adalah menjadi ponsel pintar. Orang tuaku sungguh mencintai dan menyayangi ponsel pintar mereka. Mereka sungguh peduli kepada ponsel pintarnya sehingga kadang mereka lupa untuk peduli dan memberi perhatian kepadaku. Ayah ku lelah setelah bekerja seharian, Ayah punya banyak waktu untuk ponsel pintarnya. Tapi, tidak untuk ku. Ibu ku letih setelah seharian beraktifitas, Ia pun tak pernah lepas dari ponsel pintarnya kecuali dia sedang mengajar. Tapi, dia selalu melepaskan perhatiannya kepadaku seakan tak peduli kepadaku. Ketika orang tuaku mengerjakan beberapa pekerjaan penting dan ponsel pintar berdering, dengan segera mereka mengangkat telepon tersebut. Namun, tidak untuk ku. Meskipun aku menangis merengek pun mereka tetap tak menghiraukan ku. Mereka asyik bermain game dengan ponsel pintarnya, dan mereka tidak bermain dengan aku. Mereka berbicara dengan seseorang dengan ponsel pintarnya. Tapi, mereka tidak pernah mau mendengarkan aku berbicara sekalipun hal itu penting.
Jadi, cita – citaku adalah menjadi ponsel pintar. Ponsel pintar yang selalu diperhatikan oleh kedua orang tuaku, ponsel pintar yang selalu dipedulikan oleh mereka, ponsel pintar yang selalu diajak mereka untuk bermain game, dan ponsel pintar yang selalu menemani mereka disetiap waktu.
Setelah mendengarkan Bu Angel membacakan tulisan anak itu, Pak Charles pun tersentuh dengan tulisan anak itu.
Charles : Siapa yang menuliskan itu ma?
Angel : hmm, papa pasti tidak akan menyangkanya… (sambil kembali meneteskan air mata)
Charles : memang siapa sih ma yang menulis itu? (dengan wajah yang sudah penasaran)
Angel : Anak kita pa…
NB:
Kemajuan tehnologi diera sekarang ini memang memudahkan kita. Tehnologi dapat membuat pekerjaan manusia semakin mudah dan fleksible. Dengan tehnologi jarak ruang dan waktu dapat teratasi dengan mudah. Tehnologi dapat membuat yang jauh serasa dekat. Namun, juga membuat yang dekat serasa jauh. Tehnologi dapat memudahkan kita mengakses informasi dari seluruh dunia. Tapi, tehnologi juga dapat membuat kita semakin tak peduli dengan linkungan sekitar kita. Jadi, gunakan tehnologi itu sewajarnya saja dan jangan sampai kita diperbudak oleh tehnologi. Kita tidak mungkin menutup diri dari kemajuan tehnologi. karena, apabila kita menutup diri dari kemajuan tehnologi kita akan menjadi manusia yang ketinggalan jaman dan bangsa kita akan menjadi bangsa yang tertinggal. Negara - negara yang awalnya menutup diri seperti negara tirai besi dan negara tirai bambu saja sekarang sangat terbuka akan kemajuan tehnologi, dan bahkan mereka ikut dalam mengembangkan dan memajukan tehnologi tersebut. *Pesan ini tidak disponsori oleh siapapun* hehehehehe :D
Bu Angel meneruskan pekerjaannya itu, dan ketika Ia membaca pekerjaan rumah salah satu muridnya air matanya pun langsung mengalir menyusuri pipinya. Pak Charles menyaksikan itu dan bertanya.
Charles : Kamu kenapa sayang?
Angel : (menangis sambil menundukan kepalanya)
Charles : Apa yang terjadi ma?
Angel : Beberapa hari yang lalu aku memberikan pekerjaan rumah untuk para muridku pa… (tangisnya sedikit reda)
Charles : Pekerjaan rumah tentang apa memangnya ma?
Angel : Aku menyuruh mereka untuk menulis tentang apa cita – cita mereka…
Charles : okay, lalu kenapa kau menangis ma?
Angel : Memeriksa dan membaca pekerjaan rumah mereka lah yang membuatku menangis…
Karena penasaran, Pak Charles mendekati Bu Angel.
Charles : Aku ingin tau apa yang tertulis dalam buku itu sehingga membuat mu menangis?
Angel : Dengarkan tulisan anak ini… (membaca tulisan anak tersebut dengan suara yang tersedu – sedu karena menahan air matanya yang kembali tak terbendung)
*Cita – Citaku
Cita – citaku adalah menjadi ponsel pintar. Orang tuaku sungguh mencintai dan menyayangi ponsel pintar mereka. Mereka sungguh peduli kepada ponsel pintarnya sehingga kadang mereka lupa untuk peduli dan memberi perhatian kepadaku. Ayah ku lelah setelah bekerja seharian, Ayah punya banyak waktu untuk ponsel pintarnya. Tapi, tidak untuk ku. Ibu ku letih setelah seharian beraktifitas, Ia pun tak pernah lepas dari ponsel pintarnya kecuali dia sedang mengajar. Tapi, dia selalu melepaskan perhatiannya kepadaku seakan tak peduli kepadaku. Ketika orang tuaku mengerjakan beberapa pekerjaan penting dan ponsel pintar berdering, dengan segera mereka mengangkat telepon tersebut. Namun, tidak untuk ku. Meskipun aku menangis merengek pun mereka tetap tak menghiraukan ku. Mereka asyik bermain game dengan ponsel pintarnya, dan mereka tidak bermain dengan aku. Mereka berbicara dengan seseorang dengan ponsel pintarnya. Tapi, mereka tidak pernah mau mendengarkan aku berbicara sekalipun hal itu penting.
Jadi, cita – citaku adalah menjadi ponsel pintar. Ponsel pintar yang selalu diperhatikan oleh kedua orang tuaku, ponsel pintar yang selalu dipedulikan oleh mereka, ponsel pintar yang selalu diajak mereka untuk bermain game, dan ponsel pintar yang selalu menemani mereka disetiap waktu.
Setelah mendengarkan Bu Angel membacakan tulisan anak itu, Pak Charles pun tersentuh dengan tulisan anak itu.
Charles : Siapa yang menuliskan itu ma?
Angel : hmm, papa pasti tidak akan menyangkanya… (sambil kembali meneteskan air mata)
Charles : memang siapa sih ma yang menulis itu? (dengan wajah yang sudah penasaran)
Angel : Anak kita pa…
NB:
Kemajuan tehnologi diera sekarang ini memang memudahkan kita. Tehnologi dapat membuat pekerjaan manusia semakin mudah dan fleksible. Dengan tehnologi jarak ruang dan waktu dapat teratasi dengan mudah. Tehnologi dapat membuat yang jauh serasa dekat. Namun, juga membuat yang dekat serasa jauh. Tehnologi dapat memudahkan kita mengakses informasi dari seluruh dunia. Tapi, tehnologi juga dapat membuat kita semakin tak peduli dengan linkungan sekitar kita. Jadi, gunakan tehnologi itu sewajarnya saja dan jangan sampai kita diperbudak oleh tehnologi. Kita tidak mungkin menutup diri dari kemajuan tehnologi. karena, apabila kita menutup diri dari kemajuan tehnologi kita akan menjadi manusia yang ketinggalan jaman dan bangsa kita akan menjadi bangsa yang tertinggal. Negara - negara yang awalnya menutup diri seperti negara tirai besi dan negara tirai bambu saja sekarang sangat terbuka akan kemajuan tehnologi, dan bahkan mereka ikut dalam mengembangkan dan memajukan tehnologi tersebut. *Pesan ini tidak disponsori oleh siapapun* hehehehehe :D