Rabu, 23 Desember 2015

Refleksi Aksi Berbagi Kasih

Hi guys, sedikit berbagi pengalaman nih melalui refleksi yang dituliskan oleh Margarita, Bonaventura Pradana, Patricia Inge, Diyani Eka, dan tentunya saya sendiri. Refleksi ini kami tuliskan setelah kami melakukan kegiatan bersama di Yayasan Sekolah Kehidupan atau yang lebih dikenal dengan nama The School of Life Foundation yang terletak di Kota Semarang. Semoga Refleksi ini bisa bermanfaat yaa...


  1. Refleksi Pribadi Margarita

  2. Baru pertama kali ini saya mengadakan charity bersama teman-teman disfabel. Sewaktu saya berkumpul bersama teman-teman The School Of Life ini saya merasa sangat sedih melihat kondisi mereka yang serba kekurangan itu. Teman-teman yang berada di The School of Life ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan mereka bisa berada di tempat itu karena mereka bisa dikata dibuang oleh keluarganya ,karena tidak bisa menerima kondisinya. Ketika saya berada disana antusias para teman-teman ini luar biasa mereka bisa bersama-sama berkumpul,walaupun acaranya belum dimulai dan saat acara dimulai mereka dapat mengikuti acara sampai selesai, walaupun saat acara berlangsung ada seseorang yang sangat histeris sekali ,entah kenapa dia bisa begitu.

    Pesan: Sisi positif yang dapat saya lihat dari teman-teman di The School of Life ini adalah semangatnya untuk dapat bertahan hidup ,walaupun mereka dibuang oleh keluarganya . Pesan yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman semuanya adalah terus semangat wujudkan impianmu selagi kamu masih bisa dan ingat bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah dibalik semua kerja keras mu.


  3. Refleksi Pribadi Bonaventura Pradana Suhendarto

  4. Sungguh senang rasanya ikut terlibat berbagi kasih dengan sesama kita. Ya, selasa 2 Desember 2015 yang lalu aku bersama teman – temanku berkunjung ke The School Of Live Foundation untuk berbagi kasih melalui acara yang kami buat. The School Of Live Foundation adalah suatu yayasan yang menangani dan juga merawat mereka yang berkebutuhan khusus. Berangkat dari kepedulian ibu Priska yang juga seorang tunanetra yang mendirikan sebuah yayasan itu.

    Ketika diberikan tugas Religositas untuk berbagi kasih kepada mereka yang berkekurangan atau berkebutuhan khusus, jujur aku merasa tergerak. Mungkin Tuhan menjawab doaku sewaktu aku masuk Unika. Ketika itu aku berdoa semoga melalui Unika aku bisa lebih terpanggil untuk lebih melayani karena prinsip hidupku juga “Hidup adalah pelayanan”. Maka dari itulah aku tanggapi tugas ini dengan penuh sukacita.

    10.05 aku datang, dan yah aku melihat mereka sudah menunggu dan mereka terlihat senang ketika aku dan teman- teman datang. Kemudian acara demi acara langsung aku mulai bersama teman- teman. Ya, mereka sangat senang kami ajak untuk bergembira bersama, selama kurang lebih 2 jam lamanya. Saat sesi motivasi dari film yang dibawakan oleh Inge, aku juga ikut melihat dan duduk bersama mereka, ketika aku ajak berbicara pun mereka juga sangat senang berbicara denganku walaupun kadang tidak nyambung, tapi tidak apalah. Hal yang paling menyentuh untuk pribadiku sendiri adalah ketika ending acara. Sesaat dan pada waktu foto bersama ada beberapa dari mereka mendekatiku dan berkata “Terimakasih kak, sudah mau bersama dengan kami”, “Terimakasih kak, aku senang” dan juga ada yang bercerita denganku, dia adalah Agustinus namanya. Dia bercerita panjang lebar yang intinya dia berasal dari Parakan, ketika itu dia merasa tidak diperhatikan dan dia masuk ke The School Of Live Foundation. Disini dia merasa senang dan diperhatikan ketimbang di tempat lain.

    Lalu letak hal yang paling menyentuhnya dimana? Bukan karena aku mendapat pujian dari mereka tetapi aku merasa bisa membagikan kasih kepada mereka melalui apa yang aku punya. Dalam hati aku berkata “Terimakasih Yesus, aku boleh berbagi bersama mereka, mereka juga boleh merasakan sentuhan kasih dari aku dan teman- teman”. Secara sadar atau tidak sebenarnya kita didasarkan oleh Tuhan, bahwa merekapun sebenarnya adalah makhluk ciptaan Tuhan. Memang benar mereka tidak sesempurna kita tetapi pada dasarnya mereka sama dengan kita. Apakah dengan kesempurnaan kita, kita selalu bersyukur?. Yakin, seyakin - yakinnya tidak selamanya kita bersyukur. Akupun menyadari, masih dirasa kurang bersyukur akan segala anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Sebagai manusia kita bisa mewujudkan rasa syukur itu dengan cara berbagi kasih dan juga menghargai adanya mereka yang berkebutuhan khusus. Dengan begitu mereka merasa menjadi sama dengan kita.

    Kita lihat ibu Priska, beliau tunanetra sejak kecil namun ia masih sangat bersyukur bahwa ia merasa masih diperhatikan oleh orang lain, masih diberikan nafas kehidupan, dan boleh memiliki seorang suami yang mensupport hidupnya sehingga ia merasa sama seperti orang lain. Kemudian ia ungkapkan rasa syukurnya dengan menampung mereka yang berkebutuhan khusus dan merawatnya sampai mereka sembuh. Dengan kerendahan hati dan penuh sukacita ibu Priska setiap hari melayani dan memperhatikan mereka. Disitulah karya Tuhan nyata hadir. Karya Tuhan hadir bersama mereka melalui ibu Priska.

    Sama seperti Yesus yang juga melayani bahkan menyembuhkan orang sakit, orang buta kemudian memberi pada yang kelaparan. Yesus hadir ditengah- tengah mereka. Yesus melayani dan membantu mereka. Maka dari itu hendaknya kita meneladan Yesus yang mau melayani sesamanya dan siapapun. Yakinlah bahwa melayani akan membawa hati kita lebih sukacita.


  5. Refleksi Pribadi Patricia Inge Ayuningtyas Michael

  6. 2 Desember 2015, Berat hati untuk pergi kesana karena banyak kejadiaan yang sama sekali tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, mulai dari pemberitahuan LCD yang tidak disediakan disana serta layar proyektor pun tidak ada. Tetapi saya mengikat kekesalanku dan membuangnya jauh-jauh saat menuju ke Yayasan The School of Life Foundation, karena saya tau tugas dalam berbagi kasih dan kebahagiaan ini harus saya selesaikan pada titik akhir. Tiba di Yayasan The School of Life terlihat teman-teman serta para warga binaan sudah menunggu saya di Yayasan The School of Life, padahal saat itu saya telat tidak sesuai jam yang seharusnya acara itu dimulai. Tetapi ketika saya memasuki Rumah Yayasan The School of Life saya disambut dengan senyuman hangat dari mereka para warga binaan. Senyuman dari mereka sungguh meremukan hati saya, yang saat itu perasaan saya berkutat pada kesedihan, kekesalan, kemarahan, dan keegoisan. Tapi semuanya itu luluh layaknya lilin yang mencair akibat nyala api yang ada pada sumbu tersebut.

    tentu, mereka lah api dan saya lah lilin tersebut. Bersalaman dengan mereka membuat saya berada dititik kesedihan yang mendalam, terlintas difikiran saya “mengapa?...mengapa mereka semua ada disini ? apakah mereka tidak pernah diperhatikan oleh orang-orang terdekat ?” kata-kata tersebut seperti hantu yang selalu ada difikiranku saat aku berada disana. Stop ! Ada seseorang yang sangat special yang saya cari di Yayasan The School of Life, saya tidak melihat Kak Priska.

    Ya, Kak Priska adalah orang special yang pertama kali saya temui saat observasi yang saya, richard, dan yusuf lakukan sebelum hari acara dimulai. Kak Priska sungguh amat beruntung, walaupun beliau tuna netra beliau memiliki seseorang yang sangat disayangi dan dicintainya yaitu Suami serta 2 orang anak. secara fisik memang hanya kegelapan yang menyelimutinya tetapi secara batin dan perasaan yang dialaminya, banyak sekali warna-warni kehidupan yang menutupi kegelapan beliau. Suami dan anak-anaknya sangat mendukung, memberikan perhatian penuh kepada Kak Priska serta tak lupa memberikan semangat agar Kak Priska tidak mudah jatuh dalam kesedihan. Saat pertama kali saya melihat dan mendengarkan cerita dari Kak Priska merasa tersentak hati berkata “mengapa saya yang memiliki organ tubuh sempurna dan bisa melihat, selalu adanya keluhan ?” jawabannya hanya dari kak Priska yang selalu memberi semangat serta motivasi yang sangat bermanfaat bagi saya.

    Sesi menonton film serta mereview film, air yang berteriak ingin keluar dari kelopak mata saya tentu masih bisa saya tahan agar tidak keluar dari garis batas kesedihan. Jujur, saya tidak ingin rasanya untuk berbicara apa yang dapat diambil dari film tersebut karena saya tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan tetapi ini adalah tugas saya untuk memberikan semangat dan motivasi kepada mereka semua, saya harus melaksanakan dengan tuntas sampai titik tanda selesai tampak.

    Mereka yang berkebutuhan khusus tampak senang dan sangat bersemangat ketika diberikan motivasi yang saya sampaikan kepada mereka, tapi motivasi yang saya sampaikan menurut saya belum sempurna karena saya tidak mau mereka merasakan ataupun mengingat kesedihan yang dialami sebelum mereka masuk ke Yayasan The School of Life. Saya harus memberikan kepada mereka sebuah senyuman dan kebahagiaan. Senyuman dan kebahagiaan merupakan cara simple yang dapat dilakukan, tapi berat untuk melakukan dengan sepenuh hati. Bahagia, senang, terharu, serta semangat lah yang sekarang menyelimutiku hingga dinginnya keluhan dan kesedihan hilang seketika. Saya merasa sangat bersyukur sekali karena banyak orang menyanyangi, memperhatikan dan mencintai saya dengan tulus. Tentu saya sangat banyak belajar dari mereka terutama sang motivatorku Kak Priska.

    Dibuang, diasingkan, diterlantarkan serta tidak diberikan perhatian penuh sungguh saya merasa sangat sedih sekali melihatnya. Tetapi saya tau mereka tidak sendiri dan tidak merasa terasingkan masih karena masih ada Tuhan yang selalu menemani mereka setiap saat. perhatian yang benar-benar tulus yang ingin mereka rasakan. akhir acara saya tersontak kaget ketika ada anak berusia 10th yang divonis memiliki penyakit epilepsi/ayan berjabat tangan denganku serta memeluku ketika aku berada diluar dan ia berkata “kakak cantik, terimakasih ya untuk semuanya aku sangat senang deh.. nanti kesini lagi ya..??” saya tak tau ingin bilang apa kepada anak itu tetapi saya memberanikan untuk berkata “pasti dek.. nanti kakak kesini, tapi kalau kakak kesini kamu harus cepat sembuh ya..” tak tau perasaan apa yang timbul ketika anak tersebut segera melepaskan pelukannya dariku dan segera masuk kedalam.

    Menahan air mata yang ingin keluar sungguh sangat sakit, tapi mau tidak mau saya harus menahan air mata yang akan segera keluar dari kelopak mata saya agar tidak dilihat oleh orang lain kalau saya lemah, saya harus kuat. Mereka yang sendiri saja bisa kuat, apa kabar saya ? Semoga ketika saya kembali untuk menjenguk mereka di Yayasan The School of Life yang berkebutuhan khusus dapat sembuh secara normal dan memberikan senyuman kebahagiaan tanpa adanya kesedihan. Ingatlah “You are alone, because your Strong” kamu sendiri, karena kamu kuat.


  7. Refleksi Pribadi Richard Kennedy

  8. Yeaahh, hari ini 2 Desember 2015, aku bersama teman-teman dari Universitas Katholik SoegijaPranata akan mengadakan kegiatan berbagi kasih bersama. Aku bersama inge, bona, dan teman lainnya mengadakan kegiatan berbagi kasih bersama di Yayasan Sekolah Kehidupan atau yang lebih dikenal dengan The School of Life Foundation (TSOLF). Yayasan ini terletak di daerah Semarang Barat tepatnya di Jalan Cakrawala Utara.

    Kegiatan yang kami laksanakan ini kami beri judul Bersama Bergembira Dalam Iman dan Kasih Nyata. Ya, kami memang akan mengadakan kegiatan untuk bersama-sama bersenang-senang dengan seluruh warga binaan yang ada di TSOLF. Semua ini kami lakukan sebagai keinginan kami untuk mewujudkan Iman dan Kasih kami secara nyata. Tak hanya dalam teori, kata, ataupun tulisan. Kami ingin mewujudkan Iman dan Kasih kami dalam kegiatan Nyata yang konkret dan langsung bisa bersentuhan dengan sesama kami terutama mereka yang dikasihi tuhan secara khusus.

    Kami memilih TSOLF sebagai tempat kami melaksanakan kegiatan ini karena memang aku telah mengenal pemilik serta pendiri The School of Life Foundation sebelumnya. Dia adalah Priskhilla Smith Jully. Ya, Dia adalah seorang wanita yang hebat. Dengan segala keterbatasan Ia mampu untuk mengabdikan dirinya untuk sesama. Dia adalah seorang wanita dengan keterbatasan pengelihatan. Ya, Dia tunanetra sama sepertiku. Sungguh hebat perjuangan dan kisah hidupnya. Kisah dan perjuangannya itu sangat menginspirasi hidupku. Sedangkan warga binaan di TSOLF mayoritas adalah penyandang disabilitas. Kebanyakan dari mereka adalah disabilitas yang dibuang dan disingkirkan oleh keluarganya sendiri. Entah mengapa? Aku sendiri tidak mengerti dengan jalan pikiran keluarga mereka.

    Dari kegiatan ini aku lebih bisa bersyukur atas segala apa yang telah aku miliki. Dari teman-teman di TSOLF aku lebih bisa lagi belajar banyak hal. Ya, meskipun lebih dari 2 tahun yang lalu Tuhan telah mengambil pengelihatanku. Tapi, aku tetap bersyukur karena tuhan masih memberikan keluarga terutama kedua orang tuaku yang selalu mendampingiku, mensuportku, dan selalu membimbingku. Orang-orang serta teman-teman disekitar yang selalu memberikan semangat dan kasih saying mereka untukku. Bagiku, taka da yang lebih indah dari itu semua. Tak henti syukurku Tuhan kepada-Mu. Kau telah ambil pengelihatanku. Kau ambil kedua mataku. Tapi, betapa baik-Nya Engkau Tuhan. Kau ganti kedua mataku dengan ribuan pasang mata dari orang-orang di sekelilingku yang selalu ada dan mendampingiku.

    Betapa aku bersyukur tuhan kepada-Mu. Saat aku jatuh terpuruk kau masih menemaniku, kau memberikanku orang-orang disekelilingku yang selalu menjagaku, mensuportku, dan menyayangiku. Sungguh mulia engkau tuhan. Betapa tidak, teman-teman ku disini Tuhan. Di The School of Life Foundation. Mereka tuhan dalam kondisi yang engkau sendiri tau. Tapi, kenapa tuhan? Kenapa orang-orang disekitar mereka tak mendukung mereka? Mengapaorang-orang disekitar mereka tidak mensuport mereka? Mengapa orang-orang disekitar mereka bahkan keluarga mereka sendiri menyingkirkan mereka? Tapi, aku tetap percaya tuhan engkaulah yang selalu mendampingi mereka. Engkau Tuhan yang kuatkan mereka, dan Engkau Tuhan yang jamah dan sembuhkan mereka. Engkau mengumpulkan mereka disana, agar mereka bisa berkumpul dalam keberagaman, menguatkan satu sama lain dan menjadi seperti keluarga. Kau utus Tuhan seorang wanita yang berhati seperti malaikat untuk merangkul mereka semua. Meski wanita itu juga memiliki suatu keterbatasan tapi hati malaikatnya itu yang telah membantu Dia dalam melampaui batas. Sungguh Tuhan, Kau sungguh agung. Diri-Mu Nampak dalam segala ciptaan-Mu. Tuhan, aku juga berkinginan untuk ambil bagian tuhan dalam rancana indah-Mu. Ijinkan aku tuhan untuk ambil bagian dalam mewartakan kabar gembira dari Mu, dan untuk mengaggungkan nama-Mu diseluruh muka bumi ini.

    Berbagi kebahagiaan bersama mereka sungguh indah tuhan. Aku merasa tuhan aku memang engkau utus tuhan. Melalui Universitas Katholik Soegijapranata Tuhan aku percaya aku memang kau utus tuhan. Untuk mempelajari semua ini. Untuk belajar lebih mensyukuri hidup, untuk belajar bahwa Engkau memang sungguh begitu agung dan adil, untuk belajar mencintai sesama , untuk belajar berbagi, untuk belajar menghargai, dan untuk belajar tetap tegar. Engkau tuhan yang membuatku belajar banyak hal tuhan melalui teman-teman di TSOLF. Dalam segala keterbatasan tetapi mereka tetap bisa tegar, dan bahkan bergembira bersama dalam Iman dan Kasih Nyata atas nama-Mu Tuhan.

    Tuhan, aku sadar tak semua dapat ku miliki didalam hidupku. Tapi, Tuhan aku percaya rancangan-Mu didalam hidupku adalah Rancangan terbaik bagiku. Engkau telah siapkan semua untukku. Kau rancang hidupku ini Tuhan. Dan aku percaya Tuhan rancangan-Mu itu pastilah rancangan yang indah damai sejahtera.Tuhan, walau ku tak bisa melihat. Segala apa yang ada didunia. Tapi, ijinkanlah hatiku ini untuk tetap memandang-Mu. Agar Kau bisa tuntun langkahku Tuhan. Ya, ini tuhan kenyataan hidupku. Aku percaya Tuhan, Kau yang telah siapkan ini semua. Perjalanan hidupku kau tuntun aku, Kau kuatkan aku, dan Kau beri aku orang-orang yang selalu ada disekelilingku mensupport dan menyayangiku. Biarlah hatiku tetap memandang-Mu Tuhan. Dan aku akan menguatkan imanku. Dan aku percaya Tuhan Kau selalu ada untukku dan untuk semua orang di dunia ini.

    Tuhan, aku sungguh bersyukur karena aku telah kau beri keluarga yang amat menyayangiku. Terima kasih Tuhan kau beri aku Mama dan Papa yang selalu mendampingiku, mensupportku, dan menyayangiku selalu. Kau juga beriku seorang Adik laki-laki yang selalu bisa menemaniku, membantuku, dan menyangiku. Terima kasih Tuhan bagi-Mu. Kau berikan aku keluarga yang selalu menemaniku meskipun aku berada dalam keadaan terpuruk sekalipun. Kau kuatkan aku melalui mereka. Maka Tuhan, aku berharap pada-Mu semoga engkau tetap memberkati keluargaku, melindungi selalu, senantiasa memberikan keselamatan dan kesehatan, dan senantiasa menghujani kami dengan kasih-Mu Tuhan.

    Aku juga berdoa untuk teman-teman di TSOLF Tuhan, agar kau senantiasa mendampingi mereka, menguatkan mereka dan memberkati mereka selalu. Semoga engkau senantiasa menjamah dan menyembuhkan mereka Tuhan. Dengan kekuatan kasih-Mu aku yakin Tuhan semua pasti bisa terjadi. Kau bisa membuat yang buta jadi melihat, yang tuli jadi mendengar, bahkan yang mati kau bangkitkan Tuhan. Sungguh besar kuasa-Mu Tuhan.

    Hujani kami Tuhan, Hujani kami dengan kasih dan limpahan berkat-Mu. Semoga melalui acara yang kami selenggarakan ini bisa juga menjadi jalan bagi teman-teman Universitas Katholik Soegijapranata yang terlibat dalam acara ini bisa melaksanakan panggilannya untuk melayani. Semoga dari acara ini kami senantiasa dapat melayani sesama kami dengan sepenuh hati dan kami semakin dapat mewujudkan kasih-Mu kedalam dunia ini dalam tindakan-tindakan nyata kami. Amin…

    Esok adalah 3 Desember. Ditanggal 3 Desember dunia memperingati Hari Disabilitas Internasional. Aku ucapkan selamat Hari Disabilitas Internasional dan semoga di Hari Disabilitas Internasional ini disabilitas dapat semakin maju untuk mengembangkan dirinya dan ikut memajukan bangsa dan negaranya. Semoga pemerintah dan masyarakat tidak memandang disabilitas sebagai beban. Akan tetapi, mampu memandang disabilitas sebagai potensi yang perlu dikembangkan. Jangan menjadikan disabilitas hanya sebagai objek pembangunan saja. Tapi, jadikanlah sebagai subjek dalam pembangunan tersebut. Berikan kesempatan dan berikan kesetaraan. Sekali lagi Selamat Hari Disabilitas Internasional.


  9. Refleksi Pribadi Diani Eka Putri

The school of live menjadi tujuan awal kami untuk menyalurkan bantuan dan berbagi kebahagiaan bersama. Pada saat itu kita berada di pusat The school of live. Raut wajah yang ceria dari teman-teman kita di The school of live terlihat jelaas menyambut kami ketika kami telah sampai dan masuk kesana. Setelah masuk kami memulainya dengan memperkenalkan nama kami satu persatu dan tak lupa kita awali segala hal dengan doa bersama. Seusai berdoa kita mulai melakukan berbagai rangkaian acara, seperti acara pertama adalah mengajak mereka untuk menyanyikan yel-yel dulu dari kita, lalu menonton film, bermain games, bernyanyi bersama, sharing, dan hingga berfoto-foto bersama. Betapa bahagianya kita semua berkumpul untuk berbagi kebahagiaan, dan mereka pun sepertinya merasakan hal yang sama seperti kami saat mereka bisa ikut berinteraksi dengan bersama-sama melakukan seluruh acara yabng telah kami susun.

Selepas kami berkunjung ke pusat The school of live, tujuan kami selanjutnya adalah cabang The school live yang terletak tidak jauh dari pusatnya hanya beberapa gang saja dari tempat awal kami jalan bersama teman-teman kelompok kami menuju cabang. Setelah kami sampai di tempat cabang, kami bertemu dengan adik-adik kecil yang lucu. Betapa lucunya mereka saat memberikan salam kepada kami, kegiatan kami disana bermain dengan adik-adik dan memberikan bingkisan kecil-kecil lepada mereka. Bettapa senangnya melihat mereka terlihat senang atas kedatangan kami.

Suatu hal yang mungkin dapat menjadi pelajaran dan renungan bagi kita adalah bahwa bantuan yang mereka terima dan kebahagiaan yang kita lakukan bersama. Jauh di relung hati mereka bukannya melihat seberapa besarnya sumbangan itu namun bagi mereka lebih disayangi dan diperhatikan. tidak melihat dari besarnya bantuan dan santunan yang kita berikan namun mereka melihatnya sebagai wujud kasih sayang, dan mereka haus akan hal itu. Rasa kasih sayang itulah yang mereka rindukan selama ini dari kita, sebagaimana rasa kasih sayang orang tua kita terhadap kita yang jarang mereka dapatkan.. dan kita sebagai manusia yang tidak memiliki kekurangan hendaknya kita semua bersyukur kepada Tuhan kita masih di beri kesempurnaan, kebahagiaan, dan kesehatan hingga saat ini. Kita harus bisa belajar dari apa yang telah kita lihat bahwa yang tidak seperti kita saja mereka selalu bersyukur dan tidak pernh menyerah apalagi kita yang sempurna. Banyak-banyaklah bersyukur dan melakukan hal-hal baik.


Hmm, berikut ini adalah video kegiatan kami di The School of Life Foundation. untuk menontonnya silahkan klik disini.



Oh, Ya nggak lupa saya ucapkan Selamat Hari Natal 2015 yaa... Semoga berkat dan damai natal melimpah pada kita. Amin... :D


Merry Christmas 2015

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget