Senin, 25 Januari 2016

Bu Angel adalah seorang guru sekolah dasar. Sore itu, setelah makan malam bersama keluarga Bu Angel langsung bergegas masuk kamar untuk menyelesaikan tugasnya mengoreksi pekerjaan rumah para muridnya. Tak lama kemudian Suami Bu Angel, Pak Charles namanya datang sambil memainkan ponsel pintarnya. Pak Charles akhir – akhir ini memang sedang sibuk belajar berbisnis online.
Bu Angel meneruskan pekerjaannya itu, dan ketika Ia membaca pekerjaan rumah salah satu muridnya air matanya pun langsung mengalir menyusuri pipinya. Pak Charles menyaksikan itu dan bertanya.

Charles : Kamu kenapa sayang?
Angel : (menangis sambil menundukan kepalanya)
Charles : Apa yang terjadi ma?
Angel : Beberapa hari yang lalu aku memberikan pekerjaan rumah untuk para muridku pa… (tangisnya sedikit reda)
Charles : Pekerjaan rumah tentang apa memangnya ma?
Angel : Aku menyuruh mereka untuk menulis tentang apa cita – cita mereka…
Charles : okay, lalu kenapa kau menangis ma?
Angel : Memeriksa dan membaca pekerjaan rumah mereka lah yang membuatku menangis…

Karena penasaran, Pak Charles mendekati Bu Angel.

Charles : Aku ingin tau apa yang tertulis dalam buku itu sehingga membuat mu menangis?
Angel : Dengarkan tulisan anak ini… (membaca tulisan anak tersebut dengan suara yang tersedu – sedu karena menahan air matanya yang kembali tak terbendung)

*Cita – Citaku
Cita – citaku adalah menjadi ponsel pintar. Orang tuaku sungguh mencintai dan menyayangi ponsel pintar mereka. Mereka sungguh peduli kepada ponsel pintarnya sehingga kadang mereka lupa untuk peduli dan memberi perhatian kepadaku. Ayah ku lelah setelah bekerja seharian, Ayah punya banyak waktu untuk ponsel pintarnya. Tapi, tidak untuk ku. Ibu ku letih setelah seharian beraktifitas, Ia pun tak pernah lepas dari ponsel pintarnya kecuali dia sedang mengajar. Tapi, dia selalu melepaskan perhatiannya kepadaku seakan tak peduli kepadaku. Ketika orang tuaku mengerjakan beberapa pekerjaan penting dan ponsel pintar berdering, dengan segera mereka mengangkat telepon tersebut. Namun, tidak untuk ku. Meskipun aku menangis merengek pun mereka tetap tak menghiraukan ku. Mereka asyik bermain game dengan ponsel pintarnya, dan mereka tidak bermain dengan aku. Mereka berbicara dengan seseorang dengan ponsel pintarnya. Tapi, mereka tidak pernah mau mendengarkan aku berbicara sekalipun hal itu penting.
Jadi, cita – citaku adalah menjadi ponsel pintar. Ponsel pintar yang selalu diperhatikan oleh kedua orang tuaku, ponsel pintar yang selalu dipedulikan oleh mereka, ponsel pintar yang selalu diajak mereka untuk bermain game, dan ponsel pintar yang selalu menemani mereka disetiap waktu.

Setelah mendengarkan Bu Angel membacakan tulisan anak itu, Pak Charles pun tersentuh dengan tulisan anak itu.

Charles : Siapa yang menuliskan itu ma?
Angel : hmm, papa pasti tidak akan menyangkanya… (sambil kembali meneteskan air mata)
Charles : memang siapa sih ma yang menulis itu? (dengan wajah yang sudah penasaran)
Angel : Anak kita pa…

NB:

Kemajuan tehnologi diera sekarang ini memang memudahkan kita. Tehnologi dapat membuat pekerjaan manusia semakin mudah dan fleksible. Dengan tehnologi jarak ruang dan waktu dapat teratasi dengan mudah. Tehnologi dapat membuat yang jauh serasa dekat. Namun, juga membuat yang dekat serasa jauh. Tehnologi dapat memudahkan kita mengakses informasi dari seluruh dunia. Tapi, tehnologi juga dapat membuat kita semakin tak peduli dengan linkungan sekitar kita. Jadi, gunakan tehnologi itu sewajarnya saja dan jangan sampai kita diperbudak oleh tehnologi. Kita tidak mungkin menutup diri dari kemajuan tehnologi. karena, apabila kita menutup diri dari kemajuan tehnologi kita akan menjadi manusia yang ketinggalan jaman dan bangsa kita akan menjadi bangsa yang tertinggal. Negara - negara yang awalnya menutup diri seperti negara tirai besi dan negara tirai bambu saja sekarang sangat terbuka akan kemajuan tehnologi, dan bahkan mereka ikut dalam mengembangkan dan memajukan tehnologi tersebut. *Pesan ini tidak disponsori oleh siapapun* hehehehehe :D

Kamis, 21 Januari 2016

Sore itu Jono pergi ke rumah Joni. Jono hendak mengajak Joni untuk pergi Ngopi.

Jono : Ni… Joni… Jon… Joni…
Joni : Apa no lu panggil – panggil gue?
Jono : Temenin gue ngopi yuk…
Joni : Mau ngopi dimana sih lu?
Jono : mmm, ngopi di gerai kopi internasional yang itu tuh kayaknya nikmat… sekalian mejeng donk jon…
Joni : ah, ogah ah gue ngopi disana… gue takut ntar kena BOM… kayak gerai yang disono noh…
Jono : Nah terus dimana nih?
Joni : hmm, dimana ya? Gue juga bingung…
Jono : Gimana kalau kita ngopi di mall aja?
Joni : ah, nggak ah… gue takut juga…
Jono : ha? Takut kenapa lagi lu? Takut kena BOM lagi?
Joni : mmm, bukan kena BOM… kalau di mall gue takut ntar dalam kopi gue ada sianidanya... kayak kejadian yang itu tuh…
Jono : Nah terus gimana donk? Di gerai kopi internasional nggak mau… di mall juga nggak mau…
Joni : bentar… bentar deh jon… gue mau mikir dulu…

Beberapa lama Joni berfikir tapi dia tak kunjung menemukan solusi.

Jono : gimana jon? Lu udah punya tempat ngopi yang cocok?
Joni : belum… gue bingung juga…
Jono : ah, daripada bingung – bingung… gimana kalau kita ngopi di warung depan aja?
Joni : ah, nggak ah…
Jono : lha, kenapa lagi? Tadi disitu takut kena BOM… di sana takut ada sianidanya… Kenapa lagi sekarang?
Joni : gue takut kalau di warung ntar kita ditabrak Mobil sport jon kayak yang ada diberita tuh…
Jono : nah, terus gimana nih?

Joni berpikir ulang. Joni berpikir – piker, berputar – putar. Hingga akhirnya…

Joni : aha, gue punya ide jon…
Jono : Ide apaan?
Joni : gimana kalau kita ngopi di rumah aja?
Jono : kenapa nggak dari tadi lu bilang kalau mau ngopi di rumah? Tapi, kalau cuman ngopi di rumah kita nggak bisa mejeng donk?
Joni : ah, gue baru kepikiran jon… lagian mejeng butuh biaya jon…
Jono : Ya udah deh kalau gitu…
Joni : ok, gue bikinin kopinya bentar ya…

Joni pun pergi untuk membuat kopi. Setelah kopi dan beberapa camilan siap Joni pun kembali ke ruang tamu dan membawakan kopi serta camilan untuk Jono.

Joni : ini nih jon… gue bikinin kopi special buat lu…
Jono : kopi special apaan? Jangan – jangan ntar nih kopi lu campurin sianida juga? Hahaha…
Joni : Nggak mungkin lah jon… Ini nih Kopi Indonesia asli… Kopi Indonesia yang udah terkenal nikmat dan mantabnya… nggak kayak kopi di gerai internasional itu atau juga kopi di mall yang itu… Lagi pula yang dicampur sianida itu kan kopi negara tetangga jon… wkwkwk :D
Jono : ah, bener juga ya lu… hehehe 
Joni : Iya donk… gue gitu lho…

Setelah itu mereka menikmati Kopi Indonesia Spesial buatan Joni itu sambil bercakap – cakap.

Joni : Jon, gue mau cerita nih…
Jono : cerita apaan sih jon? Cerita aja kali am ague... nyantai aja…
Joni : hmm, gini jon… sebenernya gue sekarang lagi bokek… mangkannya tadi lu ngajakin gue ngopi diluar gue selalu kasih alesan…
Jono : ah, gimana sih lu sob… kan bisa gue bayarin dulu ntar… kayak ama siapa aja lu ini…
Joni : ya, gue kan sungkan jon…
Jono : ah, ya udah sekarang ngopi keluar yuk… gue bayarin deh… sambil mejeng…
Joni : ah, ini kan udah ngopi jon… masa mau ngopi lagi sih?
Jono : oh iya ya… gue lupa… Yah…. Ga jadi mejeng donk gue?
Joni : udah mejengnya kapan – kapan aja…
Jono : ok lah… tapi omong – omong nih kopi Indonesia memang nikmat dan mantab ya?
Joni : oh, tentu donk jon…
Jono : mangkannya ga salah kalau ada semboyan… “Cintailah Ploduk Ploduk Indonesia”
Joni : huehehehehe… :D
Jono : berarti alesan yang lu kasih tadi buat nolak ajakan gue ngopi diluar itu cuman alesan alibi doank donk jon?
Joni : hmm, bisa dibilang begitu… hehehe :D
Jono : Ah, kalau gitu kan gue bisa traktir lu dulu tadi... dan tentunya acara ngopi dan mejeng gue nggak gagal donk...
Joni : Ah, lu ini... Mejeng Lagi... Mejeng lagi... Mejeng butuh modal sob... hehehe :D

Lalu Jono dan Joni melanjutkan menyeruput kopinya hingga habis.

Selasa, 19 Januari 2016

Disuatu ruang pertemuan seorang bos sedang menanyakan beberapa pertanyaan kepada para karyawannya.

Bos : Jika saya hari itu akan pergi ke suatu tempat dengan penerbangan pagi. Hari itu saya bangun kesiangan dan secara perhitungan waktu pesawat nggak mungkin kekejar. Tapi, saya tetap melanjutkan pergi ke Bandara. Eh, kok ternyata diperjalanan menuju ke Bandara saya terjebak macet. Kalau begitu situasinya saya sial atau beruntung?
Karyawan : Sial pak, sudah bangun kesiangan kena macet pula…
Bos : Nah, setelah bermacet – macet ria akhirnya saya sampai di Bandara. Sesampainya di bandara saya mendapat informasi bahwa pesawat yang hendak saya tumpangi mengalami delay selama 5 jam. Sehingga saya tidak jadi terlambat dan masih bisa menumpangi pesawat tersebut. Nah, jika seperti itu saya sial atau beruntung?
Karyawan : oh, ya tentu beruntung donk bos…
Bos : Nah, akibat pesawat yang delay 5 jam tadi saya kehilangan proyek besar karena client tersebut enggan menunggu saya. Kalau seperti itu saya sial atau beruntung?
Karyawan : hmm, sial bos kalau seperti itu…
Bos : tapi, setelah beberapa bulan kemudian saya mengetahui kolega saya yang mengerjakan proyek besar yang gagal saya dapatkan gara – gara pesawat yang delay tersebut kena tipu oleh client itu milyaran rupiah. Kalau begini kejadiannya saya sial atau beruntung tidak mendapatkan proyek besar itu?
Karyawan : wah, ya tentu beruntung donk bos. Bos jadi kan nggak kena tipu milayaran rupiah…

Dari percakapan diatas kita dapat mengetahui bahwa penilaian kita terhadap suatu peristiwa bisa berubah seiring berjalannya waktu. Judgment yang kita berikan sehari, seminggu, sebulan, setahun, atau bahkan berpuluh tahun yang lalu akan berubah seiring berjalannya waktu. Ya, seiring berjalannya waktu lalu ada kejadian lain setelahnya maka judgment kita atas suatu peristiwa akan mengalami perubahan baik sedikit atau bahkan berubah 180 derajat. Suatu peristiwa yang kita katakan sial hari ini bisa jadi pristiwa tersebut malah menjadi pristiwa yang patut kita syukuri di masa depan.
Mungkin saja ada kejadian dihari ini, atau kejadian diwaktu yang lalu yang mungkin masih belum bisa anda terima. “beruntung dimananya?” “jelas – jelas saya dirugikan, jelas - jelas saya disakiti” mungkin itu penilaian anda. Tapi, lihat saja seiring berjalannya waktu karena semua yang ada dalam hidup ini tidak akan selalu tetap. Hidup itu seperti sungai yang mengalir dan sangat dinamis sehingga sangat – sangat memungkinkan mengalami perubahan.
Penderitaan akan dimulai disaat kita kaku dalam menilai. Kita selalu memegang penilaian kita ataas sesuatu pristiwa yang buruk tersebut tanpa mau membuka mata untuk melihat peristiwa kelanjutannya. Padahal peristiwa kelanjutannya tersebut berfungsi sebagai penjelas peristiwa buruk yang kita alami sebelumnya itu.
Kita akan tersesat di Kota Semarang apabila kita hendak menyusuri Kota Semarang di tahun 2016 dengan menggunakan peta Kota Semarang yang dibuat tahun 1960-an. Untuk menyusuri Kota Semarang kita perlu mengupdate peta tersebut. Demikian pula dengan peta kehidupan kita, agar kita tak tersesat dalam hidup ini maka kita perlu memperbarui penilaian – penilaian kita akan suatu pristiwa. Kita menilai orang dengan peta yang tidak diupdate, kita menilai pristiwa dengan peta yang sudah kadaluwarsa. Bisa jadi, orang yang kita benci beberapa tahun lalu kini telah berubah 180 derajat. Lalu, mengapa peta dengan penilaian lama tersebut masih kita pegang erat? Padahal peta lama tersebut jelas menyimpan penderitaan kita.
Banyak peristiwa, ada suka tentu ada duka. Ada tangis juga ada tawa. Ada manis dibalik kecewa. Jadi, lalui saja semua seperti air yang mengalir disungai, seperti udara yang berhembus di tepian pantai. Tentu, mari kita juga Update peta penilaian kita menjadi peta yang benar – benar baru. Singkirkan semua penderitaan yang telah tergores pada peta yang lama.
Hmm, tapi ngapain jaman sekarang masih pakai peta? Kan jaman sekarang udah ada GPS atau bisa pakai Google Map, hehehe :D Just Kidding.

Minggu, 17 Januari 2016

Suatu sore, seorang kakek – kakek tua hendak pergi ke dokter gigi. Beliau hendak memeriksakan giginya yang sudah tinggal dua. Sesampainya di tempat praktek dokter gigi tersebut sang kakek langsung mengambil nomor antrian. Tak selang berapa lama tiba giliran kakek tua itu untuk masuk ke ruang praktek dokter.

Dokter : Selamat sore Kek.
Kakek : sore dok…
Dokter : Ada yang bisa saya bantu kek?
Kakek : Iya dok, saya kemari hendak memeriksakan gigi saya yang tinggal dua ini dok... *dengan suara khas orang tua yang gemetar*
Dokter : Oh, baik kek. Silahkan duduk disini…
Kakek : baik dok…

Sang kakek pun langsung menuju ke kursi pemeriksaan dan duduk disana.

Dokter : Ayo kek buka mulutnya lebar – lebar. Aaa… *aba – aba sang dokter yang menyuruh kakek membuka mulut*

Kakek pun membuka mulut dan sang dokter mulai memeriksa gigi kakek.

Dokter : waduh kek, gigi kakek sudah hamper habis… gimana kalau dipasang gigi palsu kek?
Kakek : boleh deh dok…
Dokter : iya kek, hari ini kita lakukan pengukuran gigi terlebih dahulu dan besok kita akan memasangnya kek… bagaimana?
Kakek : boleh deh dok… tapi, kira – kira berapa ya dok biayanya? Mahal nggak dok?
Dokter : Nggak mahal kok kek, cuma Dua juta rupiah kek…
Kakek : oh baik dok… kalau begitu besok saya akan kemari lagi…

Setelah itu sang kakek pun pulang ke rumah. Keesokan harinya dengan persiapan yang matang sang kakek kembali lagi ke tempat dokter tersebut untuk melakukan pemasangan gigi palsu.

Kakek : sore dok… Saya sudah siap untuk pemasangan gigi palsu dok…
Dokter : Sore juga kek, silahkan duduk di kursi seperti kemarin ya kek…

Tak berapa lama sang kakek langsung menuju ke kursi tersebut dan sang dokter langsung melaksanakan tugasnya untuk memasangkan gigi palsu di mulut sang kakek. Setengah jam berlalu, tugas dokter pun selesai dan sang kakek telah memperoleh gigi palsu yang terpasang di mulutnya.

Dokter : sudah selesai kek… silahkan pindah ke meja konsultasi…
Kakek : baik dok… terima kasih…

Di meja konsultasi sang dokter memberikan penjelasan kepada kakek – kakek itu tentang bagaimana cara merawat gigi palsunya.

Dokter : Jadi, kakek paling tidak sebelum tidur harus gosok gigi ya kek…
Kakek : baik dok… mmm, saya pamit dulu ya dok… ini uang dua juta rupiah untuk gigi ini dok... terima kasih ya dok…
Dokter : Sama – sama kek… Hati – hati dijalan ya kek…

Setelah itu kakek pun keluar dari ruang praktek dokter tersebut dan sang dokter mulai menghitung dan memeriksa uang tersebut. Tak lama kemudian sang dokter keluar dari ruangannya sambil bertriak memanggil sang kakek.

Dokter : Keeeeek… Kakek tunggu sebentar… Keek…

Mendengar teriakan dokter yang memanggil dirnya, sang kakek pun berhenti dan sang dokter menghampirinya…

Kakek : ada apa dok?
Dokter : ini kek, uang yang kakek berikan palsu semua kek… …
Kakek : terus apa masalahnya dok?
Dokter : Ya masalahnya ini adalah uang palsu kek…
Kakek : lalu?
Dokter : saya minta ganti yang asli kek…
Kakek : enak aja dokter ini… kan kita impas dok...
Dokter : kok bisa impas? Impas gimana kek maksudnya?
Kakek : Nah, sekarang saya Tanya. Apa yang dokter pasangkan dimulut saya?
Dokter : Gigi palsu kek…
Kakek : Saya Tanya lagi, uang yang dokter pegang ini uang apa dok?
Dokter : Uang Palsu kek…
Kakek : Nah, impas kan berarti? Saya dapat gigi palsu dokter dapat uang palsu… Sama – sama senang kan? *sambil melanjutkan berjalan meninggalkan tempat praktek dokter gigi tersebut*
Dokter : dasar kakek – kakek s*nting…!

Sabtu, 16 Januari 2016

Jomblo adalah seorang cewek yang ngejomblo karena dulu dia pernah patah hati. Sampai sekarang dia tetap ngeJomblo karena dia selalu gagal move on. Sedangkan Single adalah seorang cowok yang selalu memegang prinsipnya untuk tetap single sampai dia meraih kesuksesan.
Suatu hari Single berada di kantin kampus. Dia melihat Jomblo sedang lewat dihadapannya dan memanggilnya.

Single : mblo mblo jomblo...
Jomblo : apaan ngle panggil - panggil gue...
Single : nggak apa mblo. gue cuma mau tanya ke lu...
Jomblo : emang lu mau tanya apaan ke gue?
Single : lu nggak malu mblo?
Jomblo : malu sama siapa?
Single : malu sama Jakarta...
Jomblo : kenapa gue harus malu sama Jakarta? emangnya apa hubungan gue sama Jakarta?
Single : Ya, lu nggak malu kalah sama Jakarta?
Jomblo : kalah apaan sih emang? kok ga jelas banget sih lu ngle...
Single : kalah cepet move on sama Jakarta... Jakarta aja hari itu diteror tapi, hari itu juga Jakarta langsung move on... Nah elu? udah lama hancur tapi, ga move on move on...
Jomblo : sialan lu...! lu emang punya bukti kalau gue belum move on?
Single : Nah, itu... lu masih ngejomblo... nggak punya pacar...
Jomblo : emang lu punya pacar?
Single : nggak juga... 
Jomblo : terus apa bedanya gue sama lu?
Single : kalau gue itu prinsip. kalau lu ngejomblo itu nasib sekaligus gagal move on...
Jomblo : hmm, sialan lu...!
Single : tapi, masih mending lu lho mblo...
Jomblo : mending gimana?
Single : ya, mending lu gagal move on dari pada orang yang gagal paham...
Jomblo : gagal paham? gimana maksud lu?
Single : itu lho mblo... gagal paham kayak itu tuu...
Jomblo : oh, ya ya ya... gue paham yang lu maksud...
Single : bagus deh kalau lu paham yang gue maksud...
Jomblo : iya donk mending gue gagal move on dari pada dia gagal paham... dia kira kita orang takut apa... kita orang ma nggak takut... mangkanya kita orang ma ga mau minta maaf... emang siapa yang salah? asal aja suruh suruh minta maaf...
Single : hahaha... iya mblo... kali ini kita sehati...
Jomblo : kita ma dari dulu sehati ngle. tapi, memang ada perbedaan dikit, hehehe :D
Single : ya udah mblo kalau gitu kita jadian aja gimana?
Jomblo : mmm, nggak deh ngle... gue masih belum bisa move on... jadi sorry ya ngle...
Single : ah, gimana sih lu mblo... dasar payah... gagal move on mulu...
Jomblo : Nah lu sendiri? katanya prinsip? tapi, kok ngajakin gue jadian?
Single : hmm, demi lu gue ngelanggar prinsip gue sendiri mblo...
Jomblo : uuuu, so sweet... tapi, lu juga payah... prinsip sendiri lu langgar...
Single : ya udah kalau gitu, gue tarik kata - kata gue yang tadi... anggep aja gue ngggak pernah ngajakin lu jadian... dasar payah...!
Jomblo : lu itu yang payah...!

akhirnya jomblo dan single tetap menyandang status lama mereka masing - masing. :D

NB : Jakarta memang hebat. Rakyat Indonesia memang TOP. Hari itu kena hari itu juga langsung bangkit. Jakarta nggak takut. Kami nggak takut. Indonesia Berani. Kita bersatu maka kita berani. Bhineka Tunggal Eka. Jadi, buat apa minta maaf? emang kita punya salah? Jadi, Hidup Indonesia.
    #KamiTidakTakut #IndonesiaBerani #JakartaRecoveryQuickly

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget