Rabu, 23 Desember 2015

Refleksi Aksi Berbagi Kasih

Hi guys, sedikit berbagi pengalaman nih melalui refleksi yang dituliskan oleh Margarita, Bonaventura Pradana, Patricia Inge, Diyani Eka, dan tentunya saya sendiri. Refleksi ini kami tuliskan setelah kami melakukan kegiatan bersama di Yayasan Sekolah Kehidupan atau yang lebih dikenal dengan nama The School of Life Foundation yang terletak di Kota Semarang. Semoga Refleksi ini bisa bermanfaat yaa...


  1. Refleksi Pribadi Margarita

  2. Baru pertama kali ini saya mengadakan charity bersama teman-teman disfabel. Sewaktu saya berkumpul bersama teman-teman The School Of Life ini saya merasa sangat sedih melihat kondisi mereka yang serba kekurangan itu. Teman-teman yang berada di The School of Life ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda dan mereka bisa berada di tempat itu karena mereka bisa dikata dibuang oleh keluarganya ,karena tidak bisa menerima kondisinya. Ketika saya berada disana antusias para teman-teman ini luar biasa mereka bisa bersama-sama berkumpul,walaupun acaranya belum dimulai dan saat acara dimulai mereka dapat mengikuti acara sampai selesai, walaupun saat acara berlangsung ada seseorang yang sangat histeris sekali ,entah kenapa dia bisa begitu.

    Pesan: Sisi positif yang dapat saya lihat dari teman-teman di The School of Life ini adalah semangatnya untuk dapat bertahan hidup ,walaupun mereka dibuang oleh keluarganya . Pesan yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman semuanya adalah terus semangat wujudkan impianmu selagi kamu masih bisa dan ingat bahwa Tuhan memiliki rencana yang indah dibalik semua kerja keras mu.


  3. Refleksi Pribadi Bonaventura Pradana Suhendarto

  4. Sungguh senang rasanya ikut terlibat berbagi kasih dengan sesama kita. Ya, selasa 2 Desember 2015 yang lalu aku bersama teman – temanku berkunjung ke The School Of Live Foundation untuk berbagi kasih melalui acara yang kami buat. The School Of Live Foundation adalah suatu yayasan yang menangani dan juga merawat mereka yang berkebutuhan khusus. Berangkat dari kepedulian ibu Priska yang juga seorang tunanetra yang mendirikan sebuah yayasan itu.

    Ketika diberikan tugas Religositas untuk berbagi kasih kepada mereka yang berkekurangan atau berkebutuhan khusus, jujur aku merasa tergerak. Mungkin Tuhan menjawab doaku sewaktu aku masuk Unika. Ketika itu aku berdoa semoga melalui Unika aku bisa lebih terpanggil untuk lebih melayani karena prinsip hidupku juga “Hidup adalah pelayanan”. Maka dari itulah aku tanggapi tugas ini dengan penuh sukacita.

    10.05 aku datang, dan yah aku melihat mereka sudah menunggu dan mereka terlihat senang ketika aku dan teman- teman datang. Kemudian acara demi acara langsung aku mulai bersama teman- teman. Ya, mereka sangat senang kami ajak untuk bergembira bersama, selama kurang lebih 2 jam lamanya. Saat sesi motivasi dari film yang dibawakan oleh Inge, aku juga ikut melihat dan duduk bersama mereka, ketika aku ajak berbicara pun mereka juga sangat senang berbicara denganku walaupun kadang tidak nyambung, tapi tidak apalah. Hal yang paling menyentuh untuk pribadiku sendiri adalah ketika ending acara. Sesaat dan pada waktu foto bersama ada beberapa dari mereka mendekatiku dan berkata “Terimakasih kak, sudah mau bersama dengan kami”, “Terimakasih kak, aku senang” dan juga ada yang bercerita denganku, dia adalah Agustinus namanya. Dia bercerita panjang lebar yang intinya dia berasal dari Parakan, ketika itu dia merasa tidak diperhatikan dan dia masuk ke The School Of Live Foundation. Disini dia merasa senang dan diperhatikan ketimbang di tempat lain.

    Lalu letak hal yang paling menyentuhnya dimana? Bukan karena aku mendapat pujian dari mereka tetapi aku merasa bisa membagikan kasih kepada mereka melalui apa yang aku punya. Dalam hati aku berkata “Terimakasih Yesus, aku boleh berbagi bersama mereka, mereka juga boleh merasakan sentuhan kasih dari aku dan teman- teman”. Secara sadar atau tidak sebenarnya kita didasarkan oleh Tuhan, bahwa merekapun sebenarnya adalah makhluk ciptaan Tuhan. Memang benar mereka tidak sesempurna kita tetapi pada dasarnya mereka sama dengan kita. Apakah dengan kesempurnaan kita, kita selalu bersyukur?. Yakin, seyakin - yakinnya tidak selamanya kita bersyukur. Akupun menyadari, masih dirasa kurang bersyukur akan segala anugerah yang diberikan oleh Tuhan. Sebagai manusia kita bisa mewujudkan rasa syukur itu dengan cara berbagi kasih dan juga menghargai adanya mereka yang berkebutuhan khusus. Dengan begitu mereka merasa menjadi sama dengan kita.

    Kita lihat ibu Priska, beliau tunanetra sejak kecil namun ia masih sangat bersyukur bahwa ia merasa masih diperhatikan oleh orang lain, masih diberikan nafas kehidupan, dan boleh memiliki seorang suami yang mensupport hidupnya sehingga ia merasa sama seperti orang lain. Kemudian ia ungkapkan rasa syukurnya dengan menampung mereka yang berkebutuhan khusus dan merawatnya sampai mereka sembuh. Dengan kerendahan hati dan penuh sukacita ibu Priska setiap hari melayani dan memperhatikan mereka. Disitulah karya Tuhan nyata hadir. Karya Tuhan hadir bersama mereka melalui ibu Priska.

    Sama seperti Yesus yang juga melayani bahkan menyembuhkan orang sakit, orang buta kemudian memberi pada yang kelaparan. Yesus hadir ditengah- tengah mereka. Yesus melayani dan membantu mereka. Maka dari itu hendaknya kita meneladan Yesus yang mau melayani sesamanya dan siapapun. Yakinlah bahwa melayani akan membawa hati kita lebih sukacita.


  5. Refleksi Pribadi Patricia Inge Ayuningtyas Michael

  6. 2 Desember 2015, Berat hati untuk pergi kesana karena banyak kejadiaan yang sama sekali tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, mulai dari pemberitahuan LCD yang tidak disediakan disana serta layar proyektor pun tidak ada. Tetapi saya mengikat kekesalanku dan membuangnya jauh-jauh saat menuju ke Yayasan The School of Life Foundation, karena saya tau tugas dalam berbagi kasih dan kebahagiaan ini harus saya selesaikan pada titik akhir. Tiba di Yayasan The School of Life terlihat teman-teman serta para warga binaan sudah menunggu saya di Yayasan The School of Life, padahal saat itu saya telat tidak sesuai jam yang seharusnya acara itu dimulai. Tetapi ketika saya memasuki Rumah Yayasan The School of Life saya disambut dengan senyuman hangat dari mereka para warga binaan. Senyuman dari mereka sungguh meremukan hati saya, yang saat itu perasaan saya berkutat pada kesedihan, kekesalan, kemarahan, dan keegoisan. Tapi semuanya itu luluh layaknya lilin yang mencair akibat nyala api yang ada pada sumbu tersebut.

    tentu, mereka lah api dan saya lah lilin tersebut. Bersalaman dengan mereka membuat saya berada dititik kesedihan yang mendalam, terlintas difikiran saya “mengapa?...mengapa mereka semua ada disini ? apakah mereka tidak pernah diperhatikan oleh orang-orang terdekat ?” kata-kata tersebut seperti hantu yang selalu ada difikiranku saat aku berada disana. Stop ! Ada seseorang yang sangat special yang saya cari di Yayasan The School of Life, saya tidak melihat Kak Priska.

    Ya, Kak Priska adalah orang special yang pertama kali saya temui saat observasi yang saya, richard, dan yusuf lakukan sebelum hari acara dimulai. Kak Priska sungguh amat beruntung, walaupun beliau tuna netra beliau memiliki seseorang yang sangat disayangi dan dicintainya yaitu Suami serta 2 orang anak. secara fisik memang hanya kegelapan yang menyelimutinya tetapi secara batin dan perasaan yang dialaminya, banyak sekali warna-warni kehidupan yang menutupi kegelapan beliau. Suami dan anak-anaknya sangat mendukung, memberikan perhatian penuh kepada Kak Priska serta tak lupa memberikan semangat agar Kak Priska tidak mudah jatuh dalam kesedihan. Saat pertama kali saya melihat dan mendengarkan cerita dari Kak Priska merasa tersentak hati berkata “mengapa saya yang memiliki organ tubuh sempurna dan bisa melihat, selalu adanya keluhan ?” jawabannya hanya dari kak Priska yang selalu memberi semangat serta motivasi yang sangat bermanfaat bagi saya.

    Sesi menonton film serta mereview film, air yang berteriak ingin keluar dari kelopak mata saya tentu masih bisa saya tahan agar tidak keluar dari garis batas kesedihan. Jujur, saya tidak ingin rasanya untuk berbicara apa yang dapat diambil dari film tersebut karena saya tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan tetapi ini adalah tugas saya untuk memberikan semangat dan motivasi kepada mereka semua, saya harus melaksanakan dengan tuntas sampai titik tanda selesai tampak.

    Mereka yang berkebutuhan khusus tampak senang dan sangat bersemangat ketika diberikan motivasi yang saya sampaikan kepada mereka, tapi motivasi yang saya sampaikan menurut saya belum sempurna karena saya tidak mau mereka merasakan ataupun mengingat kesedihan yang dialami sebelum mereka masuk ke Yayasan The School of Life. Saya harus memberikan kepada mereka sebuah senyuman dan kebahagiaan. Senyuman dan kebahagiaan merupakan cara simple yang dapat dilakukan, tapi berat untuk melakukan dengan sepenuh hati. Bahagia, senang, terharu, serta semangat lah yang sekarang menyelimutiku hingga dinginnya keluhan dan kesedihan hilang seketika. Saya merasa sangat bersyukur sekali karena banyak orang menyanyangi, memperhatikan dan mencintai saya dengan tulus. Tentu saya sangat banyak belajar dari mereka terutama sang motivatorku Kak Priska.

    Dibuang, diasingkan, diterlantarkan serta tidak diberikan perhatian penuh sungguh saya merasa sangat sedih sekali melihatnya. Tetapi saya tau mereka tidak sendiri dan tidak merasa terasingkan masih karena masih ada Tuhan yang selalu menemani mereka setiap saat. perhatian yang benar-benar tulus yang ingin mereka rasakan. akhir acara saya tersontak kaget ketika ada anak berusia 10th yang divonis memiliki penyakit epilepsi/ayan berjabat tangan denganku serta memeluku ketika aku berada diluar dan ia berkata “kakak cantik, terimakasih ya untuk semuanya aku sangat senang deh.. nanti kesini lagi ya..??” saya tak tau ingin bilang apa kepada anak itu tetapi saya memberanikan untuk berkata “pasti dek.. nanti kakak kesini, tapi kalau kakak kesini kamu harus cepat sembuh ya..” tak tau perasaan apa yang timbul ketika anak tersebut segera melepaskan pelukannya dariku dan segera masuk kedalam.

    Menahan air mata yang ingin keluar sungguh sangat sakit, tapi mau tidak mau saya harus menahan air mata yang akan segera keluar dari kelopak mata saya agar tidak dilihat oleh orang lain kalau saya lemah, saya harus kuat. Mereka yang sendiri saja bisa kuat, apa kabar saya ? Semoga ketika saya kembali untuk menjenguk mereka di Yayasan The School of Life yang berkebutuhan khusus dapat sembuh secara normal dan memberikan senyuman kebahagiaan tanpa adanya kesedihan. Ingatlah “You are alone, because your Strong” kamu sendiri, karena kamu kuat.


  7. Refleksi Pribadi Richard Kennedy

  8. Yeaahh, hari ini 2 Desember 2015, aku bersama teman-teman dari Universitas Katholik SoegijaPranata akan mengadakan kegiatan berbagi kasih bersama. Aku bersama inge, bona, dan teman lainnya mengadakan kegiatan berbagi kasih bersama di Yayasan Sekolah Kehidupan atau yang lebih dikenal dengan The School of Life Foundation (TSOLF). Yayasan ini terletak di daerah Semarang Barat tepatnya di Jalan Cakrawala Utara.

    Kegiatan yang kami laksanakan ini kami beri judul Bersama Bergembira Dalam Iman dan Kasih Nyata. Ya, kami memang akan mengadakan kegiatan untuk bersama-sama bersenang-senang dengan seluruh warga binaan yang ada di TSOLF. Semua ini kami lakukan sebagai keinginan kami untuk mewujudkan Iman dan Kasih kami secara nyata. Tak hanya dalam teori, kata, ataupun tulisan. Kami ingin mewujudkan Iman dan Kasih kami dalam kegiatan Nyata yang konkret dan langsung bisa bersentuhan dengan sesama kami terutama mereka yang dikasihi tuhan secara khusus.

    Kami memilih TSOLF sebagai tempat kami melaksanakan kegiatan ini karena memang aku telah mengenal pemilik serta pendiri The School of Life Foundation sebelumnya. Dia adalah Priskhilla Smith Jully. Ya, Dia adalah seorang wanita yang hebat. Dengan segala keterbatasan Ia mampu untuk mengabdikan dirinya untuk sesama. Dia adalah seorang wanita dengan keterbatasan pengelihatan. Ya, Dia tunanetra sama sepertiku. Sungguh hebat perjuangan dan kisah hidupnya. Kisah dan perjuangannya itu sangat menginspirasi hidupku. Sedangkan warga binaan di TSOLF mayoritas adalah penyandang disabilitas. Kebanyakan dari mereka adalah disabilitas yang dibuang dan disingkirkan oleh keluarganya sendiri. Entah mengapa? Aku sendiri tidak mengerti dengan jalan pikiran keluarga mereka.

    Dari kegiatan ini aku lebih bisa bersyukur atas segala apa yang telah aku miliki. Dari teman-teman di TSOLF aku lebih bisa lagi belajar banyak hal. Ya, meskipun lebih dari 2 tahun yang lalu Tuhan telah mengambil pengelihatanku. Tapi, aku tetap bersyukur karena tuhan masih memberikan keluarga terutama kedua orang tuaku yang selalu mendampingiku, mensuportku, dan selalu membimbingku. Orang-orang serta teman-teman disekitar yang selalu memberikan semangat dan kasih saying mereka untukku. Bagiku, taka da yang lebih indah dari itu semua. Tak henti syukurku Tuhan kepada-Mu. Kau telah ambil pengelihatanku. Kau ambil kedua mataku. Tapi, betapa baik-Nya Engkau Tuhan. Kau ganti kedua mataku dengan ribuan pasang mata dari orang-orang di sekelilingku yang selalu ada dan mendampingiku.

    Betapa aku bersyukur tuhan kepada-Mu. Saat aku jatuh terpuruk kau masih menemaniku, kau memberikanku orang-orang disekelilingku yang selalu menjagaku, mensuportku, dan menyayangiku. Sungguh mulia engkau tuhan. Betapa tidak, teman-teman ku disini Tuhan. Di The School of Life Foundation. Mereka tuhan dalam kondisi yang engkau sendiri tau. Tapi, kenapa tuhan? Kenapa orang-orang disekitar mereka tak mendukung mereka? Mengapaorang-orang disekitar mereka tidak mensuport mereka? Mengapa orang-orang disekitar mereka bahkan keluarga mereka sendiri menyingkirkan mereka? Tapi, aku tetap percaya tuhan engkaulah yang selalu mendampingi mereka. Engkau Tuhan yang kuatkan mereka, dan Engkau Tuhan yang jamah dan sembuhkan mereka. Engkau mengumpulkan mereka disana, agar mereka bisa berkumpul dalam keberagaman, menguatkan satu sama lain dan menjadi seperti keluarga. Kau utus Tuhan seorang wanita yang berhati seperti malaikat untuk merangkul mereka semua. Meski wanita itu juga memiliki suatu keterbatasan tapi hati malaikatnya itu yang telah membantu Dia dalam melampaui batas. Sungguh Tuhan, Kau sungguh agung. Diri-Mu Nampak dalam segala ciptaan-Mu. Tuhan, aku juga berkinginan untuk ambil bagian tuhan dalam rancana indah-Mu. Ijinkan aku tuhan untuk ambil bagian dalam mewartakan kabar gembira dari Mu, dan untuk mengaggungkan nama-Mu diseluruh muka bumi ini.

    Berbagi kebahagiaan bersama mereka sungguh indah tuhan. Aku merasa tuhan aku memang engkau utus tuhan. Melalui Universitas Katholik Soegijapranata Tuhan aku percaya aku memang kau utus tuhan. Untuk mempelajari semua ini. Untuk belajar lebih mensyukuri hidup, untuk belajar bahwa Engkau memang sungguh begitu agung dan adil, untuk belajar mencintai sesama , untuk belajar berbagi, untuk belajar menghargai, dan untuk belajar tetap tegar. Engkau tuhan yang membuatku belajar banyak hal tuhan melalui teman-teman di TSOLF. Dalam segala keterbatasan tetapi mereka tetap bisa tegar, dan bahkan bergembira bersama dalam Iman dan Kasih Nyata atas nama-Mu Tuhan.

    Tuhan, aku sadar tak semua dapat ku miliki didalam hidupku. Tapi, Tuhan aku percaya rancangan-Mu didalam hidupku adalah Rancangan terbaik bagiku. Engkau telah siapkan semua untukku. Kau rancang hidupku ini Tuhan. Dan aku percaya Tuhan rancangan-Mu itu pastilah rancangan yang indah damai sejahtera.Tuhan, walau ku tak bisa melihat. Segala apa yang ada didunia. Tapi, ijinkanlah hatiku ini untuk tetap memandang-Mu. Agar Kau bisa tuntun langkahku Tuhan. Ya, ini tuhan kenyataan hidupku. Aku percaya Tuhan, Kau yang telah siapkan ini semua. Perjalanan hidupku kau tuntun aku, Kau kuatkan aku, dan Kau beri aku orang-orang yang selalu ada disekelilingku mensupport dan menyayangiku. Biarlah hatiku tetap memandang-Mu Tuhan. Dan aku akan menguatkan imanku. Dan aku percaya Tuhan Kau selalu ada untukku dan untuk semua orang di dunia ini.

    Tuhan, aku sungguh bersyukur karena aku telah kau beri keluarga yang amat menyayangiku. Terima kasih Tuhan kau beri aku Mama dan Papa yang selalu mendampingiku, mensupportku, dan menyayangiku selalu. Kau juga beriku seorang Adik laki-laki yang selalu bisa menemaniku, membantuku, dan menyangiku. Terima kasih Tuhan bagi-Mu. Kau berikan aku keluarga yang selalu menemaniku meskipun aku berada dalam keadaan terpuruk sekalipun. Kau kuatkan aku melalui mereka. Maka Tuhan, aku berharap pada-Mu semoga engkau tetap memberkati keluargaku, melindungi selalu, senantiasa memberikan keselamatan dan kesehatan, dan senantiasa menghujani kami dengan kasih-Mu Tuhan.

    Aku juga berdoa untuk teman-teman di TSOLF Tuhan, agar kau senantiasa mendampingi mereka, menguatkan mereka dan memberkati mereka selalu. Semoga engkau senantiasa menjamah dan menyembuhkan mereka Tuhan. Dengan kekuatan kasih-Mu aku yakin Tuhan semua pasti bisa terjadi. Kau bisa membuat yang buta jadi melihat, yang tuli jadi mendengar, bahkan yang mati kau bangkitkan Tuhan. Sungguh besar kuasa-Mu Tuhan.

    Hujani kami Tuhan, Hujani kami dengan kasih dan limpahan berkat-Mu. Semoga melalui acara yang kami selenggarakan ini bisa juga menjadi jalan bagi teman-teman Universitas Katholik Soegijapranata yang terlibat dalam acara ini bisa melaksanakan panggilannya untuk melayani. Semoga dari acara ini kami senantiasa dapat melayani sesama kami dengan sepenuh hati dan kami semakin dapat mewujudkan kasih-Mu kedalam dunia ini dalam tindakan-tindakan nyata kami. Amin…

    Esok adalah 3 Desember. Ditanggal 3 Desember dunia memperingati Hari Disabilitas Internasional. Aku ucapkan selamat Hari Disabilitas Internasional dan semoga di Hari Disabilitas Internasional ini disabilitas dapat semakin maju untuk mengembangkan dirinya dan ikut memajukan bangsa dan negaranya. Semoga pemerintah dan masyarakat tidak memandang disabilitas sebagai beban. Akan tetapi, mampu memandang disabilitas sebagai potensi yang perlu dikembangkan. Jangan menjadikan disabilitas hanya sebagai objek pembangunan saja. Tapi, jadikanlah sebagai subjek dalam pembangunan tersebut. Berikan kesempatan dan berikan kesetaraan. Sekali lagi Selamat Hari Disabilitas Internasional.


  9. Refleksi Pribadi Diani Eka Putri

The school of live menjadi tujuan awal kami untuk menyalurkan bantuan dan berbagi kebahagiaan bersama. Pada saat itu kita berada di pusat The school of live. Raut wajah yang ceria dari teman-teman kita di The school of live terlihat jelaas menyambut kami ketika kami telah sampai dan masuk kesana. Setelah masuk kami memulainya dengan memperkenalkan nama kami satu persatu dan tak lupa kita awali segala hal dengan doa bersama. Seusai berdoa kita mulai melakukan berbagai rangkaian acara, seperti acara pertama adalah mengajak mereka untuk menyanyikan yel-yel dulu dari kita, lalu menonton film, bermain games, bernyanyi bersama, sharing, dan hingga berfoto-foto bersama. Betapa bahagianya kita semua berkumpul untuk berbagi kebahagiaan, dan mereka pun sepertinya merasakan hal yang sama seperti kami saat mereka bisa ikut berinteraksi dengan bersama-sama melakukan seluruh acara yabng telah kami susun.

Selepas kami berkunjung ke pusat The school of live, tujuan kami selanjutnya adalah cabang The school live yang terletak tidak jauh dari pusatnya hanya beberapa gang saja dari tempat awal kami jalan bersama teman-teman kelompok kami menuju cabang. Setelah kami sampai di tempat cabang, kami bertemu dengan adik-adik kecil yang lucu. Betapa lucunya mereka saat memberikan salam kepada kami, kegiatan kami disana bermain dengan adik-adik dan memberikan bingkisan kecil-kecil lepada mereka. Bettapa senangnya melihat mereka terlihat senang atas kedatangan kami.

Suatu hal yang mungkin dapat menjadi pelajaran dan renungan bagi kita adalah bahwa bantuan yang mereka terima dan kebahagiaan yang kita lakukan bersama. Jauh di relung hati mereka bukannya melihat seberapa besarnya sumbangan itu namun bagi mereka lebih disayangi dan diperhatikan. tidak melihat dari besarnya bantuan dan santunan yang kita berikan namun mereka melihatnya sebagai wujud kasih sayang, dan mereka haus akan hal itu. Rasa kasih sayang itulah yang mereka rindukan selama ini dari kita, sebagaimana rasa kasih sayang orang tua kita terhadap kita yang jarang mereka dapatkan.. dan kita sebagai manusia yang tidak memiliki kekurangan hendaknya kita semua bersyukur kepada Tuhan kita masih di beri kesempurnaan, kebahagiaan, dan kesehatan hingga saat ini. Kita harus bisa belajar dari apa yang telah kita lihat bahwa yang tidak seperti kita saja mereka selalu bersyukur dan tidak pernh menyerah apalagi kita yang sempurna. Banyak-banyaklah bersyukur dan melakukan hal-hal baik.


Hmm, berikut ini adalah video kegiatan kami di The School of Life Foundation. untuk menontonnya silahkan klik disini.



Oh, Ya nggak lupa saya ucapkan Selamat Hari Natal 2015 yaa... Semoga berkat dan damai natal melimpah pada kita. Amin... :D


Merry Christmas 2015

Senin, 30 November 2015



A.                Sistem Hukum Kontinental

Sistem hukum continental atau yang juga dikenal sebagai Civil Law adalah system hukum yang berkembang di Negara-negara eropa kecuali Inggris. Sistem hukum ini bersumber dari kodifikasi hukum yang berlaku di kekaisaran romawi pada masa pemerintahan kaisar Justianus. Abad ke-5 SM (527-565). Peraturan-peraturan hukumnya berasal dari kaidah – kaidah hukum khaisar Justianus yang disebut dengan Corpus Juris Civilis.  Prinsip hukum yang ada dalam Corpus Juris Civilis dijadikan dasar perumusan dan kodifikasi hukum di negara – negara Eropa daratan seperti Jerman, Belanda, Perancis, dan Italia, juga Amerika Latin dan Asia termasuk Indonesia.
Prinsip utama dari system hukum continental yaitu bahwa hukum memiliki kekuatan yang mengikat karena peraturannya berbentuk undang-undang yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi. Yang menjadi tujuan utama dari Sistem hukum ini adalah kepastian hukum. Untuk mencapai kepastian hukum berarti hukum harus dirumuskan secara tertulis. Sistem hukum ini menganggap tidak ada hukum selain undang-undang. Hakim dalam system hukum ini tidak dapat leluasa menciptakan hukum yang dapat berlaku umum. Hakim hanya berfungsi untuk menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan sesuai batas wewenangnya. Sehingga hakim sering disebut sebagai corong undang-undang.
Terdapat 2 golongan dalam sumber-sumber hukumnya, yaitu :
1.                  Hukum Publik
Hukum yang mengatur tentang kekeuasaan dan wewenang pemerintah serta hubungan pemerintah dengan warga negaranya. Yang termasuk hukum public adalah Hukum Tata Negara, Hukum Administrasi Negara, dan Hukum Pidana.
2.                  Hukum Privat
Hukum yang mengatur tentang hubungan Antara orang per orang atau individu antar individu untuk mencukupi kebutuhan hidupnya termasuk masalah ekonomi. Yang termasuk hukum Privat adalah Hukum Perdata, Hukum Dagang, Hukum Internasional, dan Hukum Perdata Internasional.

B.                 Sistem Hukum Anglo Saxson

Sistem hukum anglo saxson mula-mula berkembang di Negara Inggris. Sistem hukum anglo saxon sering juga disebut Common Law atau juga Unwriten Law, hukum tidak tertulis. System hukum ini berkembang di Negara-negara persemakmuran Inggris, Amerika Utara, Canada, dan Amerika Serikat.
Sumber hukum dari system hukum ini adalah kumpulan-kumpulan putusan hakim yang telah memiliki kekuatan tetap dan mengikat atau yang sering disebut Yuris Prudensi. Selain itu kebiasaan-kebiasaan, peraturan-peraturan tertulis, dan peraturan administrasi Negara juga diakui. Sumber hukum tersebut tidak dikodifikasikan sehingga tidak tersusun secara sistemmatis.
Dalam system hukum anglo saxson seorang hakim memiliki wewenang lebih besar dibanding hakim dalam system hukum continental. Hakim dalam system hukum anglo saxon tidak hanya bertugas menetapkan dan menafsirkan hukum saja melainkan juga memiliki wewenang besar dalam membentuk suatu tatanan hidup masyarakat. Seorang hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan peraturan-peraturan hukum yang berlaku. Bahkan seorang hakim dapat membuat suatu prinsip-prinsip hukum baru yang dapat digunakan hakim lain kelak untuk memutuskan perkara yang sejenis.
Sama seperti system hukum continental, system hukum anglo saxon juga membagi hukum dalam 2 golongan. Pada dasarnya tidak ada perbedaan untuk hukum publiknya. Namun, pada hukum privat memiliki sedikit perbedaan. Dimana hukum privat dalam sistem hukum anglo saxon lebih ditujukan kepada kaidah – kaidah hukum tentang milik (law of property), hukum tentang orang(law of persons), hukum perjanjian(law of contract), dan hukum tentang perbuatan melawan hukum (law of torts).

C.                Perbedaan Sistem Hukum Kontinental dan Sistem Hukum Anglo Saxon

1.                  Hukum dalam system hukum continental adalah suatu nilai yang ideal yang berkaitan dengan apa yang seharusnya (das sollen). Sedangkan pada system hukum anglo saxon hukum adalah suatu kenyataan yang ditaati atau tidak ditaati oleh masyarakat (das sein).
2.                  Sumber Hukum system hukum continental adalah peraturan-peraturan hukum tertulis biasanya berupa undang-undang. Sedangkan pada system anglo saxon sumber hukum dapat berupa yuris prudensi, kebiasaan-kebiasaan, peraturan hukum tertulis, maupun peraturan administrasi.
3.                  System hukum continental dikenal dengan adanya kodifikasi hukum. Sedangkan pada system hukum anglo saxon tidak dikenal adanya kodifikasi hukum.
4.                  Pada system hukum continental putusan hakim terdahulu tidak dianggap sebagai sumber hukum. Namun, Pada system hukum anglo saxon putusan hakim terdahulu dijadikan sebagai sumber hukum.
5.                  Tugas hakim pada system hukum continental tidak bebas menciptakan hukum baru karena hakim hanya berperan menetapkan dan menafsirkan peraturan yang ada berdasarkan wewenang yang ada padanya. Sedangkan Pada system Anglo Saxon bertugas menafsirkan dan menetapkan peraturan, menciptakan kaidah hukum baru yang mengatur tata kehidupan masyarakat, menciptakan prinsip hukum baru yang berguna sebagai pegangan bagi hakim dalam memutuskan perkara.

Sabtu, 14 November 2015

Diskriminasi adalah suatu perlakuan atau tindakan khusus yang membedakan seseorang atau individu yang didasarkan oleh karakteristik tertentu yang ada dalam diri individu tersebut. Misalkan suku, ras, agama, ekonomi, ciri fisik, gender, dan masih banyak lagi yang lainnya. Diskriminasi ini sering dipandang negative oleh sebagian besar orang karena pada dasarnya diskirminasi itu tidak mencerminkan keadilan. Namun, apakah perlakuan khusus atau pembedaan tersebut selalu berdampak negative? Apakah bisa perlakuan khusus atau pembedaan tersebut dianggap sebagai seseuatu yang positif?
Seperti yang telah dikatakan diatas bahwa diskriminasi dianggap negative karena tidak mencerminkan keadilan didalam masyarakat. Selain itu diskriminasi juga cenderung membuat kaum minoritas yang didiskriminasikan semakin tertekan. Kaum mayoritas yang selalu memimpin akan semakin sewenang-wenang.
Pada dasarnya diskriminasi itu tidak dibenarkan. Hal ini dikarenakan bahwa kedudukan semua manusia itu sama dan sederajat. Semua manusia memiliki hak asasi dan memiliki martabat yang harus kita jaga dan kita junjung tinggi bersama. Sering kali banyak pihak yang merendahkan dan menjatuhkan hak asasi dan martabat sesama manusia. Banyak sekali tindakan diskriminasi yang terjadi di Negara kita ini. Sebagai contoh saya akan mengambil isu diskriminasi disabilitas.
Di Negara kita ini Republik Indonesia, disabilitas masih belum mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah. Hal ini bisa kita lihat dari sarana prasarana yang belum dapat bisa diakses secara mandiri oleh para penyandang disabilitas. Misalnya toilet umum untuk para penyandang tunadaksa, elevator yang dilengkapi dengan tombol yang timbul dan suara untuk penyandang tunanetra, dan masih banyak lagi yang lainnya. Kita tinggalkan masalah fasilitas umum untuk membahas masalah diskriminasi di bidang pendidikan. Di masa sekarang ini para penyandang disabilitas sudah bisa untuk masuk dan memperoleh pendidikan di institusi pendidikan umum atau yang biasa kita sebut sebagai sekolah inklusi. Akan tetapi, masih banyak institusi pendidikan yang melakukan penolakan terhadap penyandang disabilitas yang hendak menempuh pendidikan di institusi tersebut. Tidak jarang bahwa masalah ketidak sempurnaan fisik yang dijadikan alasan penolakan oleh pihak institusi pendidikan tersebut. Ini adalah salah satu tindakan diskriminatif yang bersifat negative.
Lalu bagaimana dengan tindakan diskriminatif yang bersifat positif? Sesuai dengan pengertian yang dikemukakan diatas, diskriminasi adalah pemberian perlakuan atau tindakan khusus yang membedakan. Maka pertanyaan selanjutnya apakah pembedaan ini harus selalu dianggap negative? Maka untuk lebih jelasnya akan dijelaskan dengan contoh-contoh nyata seperti dibawah ini.
Sejak jaman hindia belanda Indonesia menerapkan hukum yang cenderung diskriminatif. Ada hukum untuk golongan eropa,golongan pribumi, dan golongan timur asing. Akan tetapi jangan melihat pembedaan ini sebagai sesuatu yang negative terlebih dahulu. Dengan pembedaan tersebut maka sisi positifnya adalah eksistensi penduduk yang beraneka ragam tersebut diakui.
Contoh lain, masuk dalam dunia disabilitas kembali. Jika ada seorang tunanetra hendak naik pesawat terbang. Ia harus memberikan laporan terlebih dahulu kepada pihak maskapai. Hal ini dilakukan karena pihak maskapai akan melakukan persiapan khusus terlebih dahulu sebelum pesawat lepas landas. Tunanetra tersebut akan mendapat tempat duduk yang mudah diakses dan akan mendapat perlakuan khusus. Hal-hal diatas dilakukan untuk memudahkan si tunanetra dan memudahkan para awak kabin untuk melakukan evakuasi jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Contoh ilustrasi, jika ada seorang penyandang tunagrahita (keterlambatan perkembangan mental) yang aktif. Kita tau bahwa tunagrahita itu biasanya memiliki fantasi yang hebat. Suatu sore Ia pergi berjalan-jalan di sekitaran kompleks rumahnya sendirian. Lalu dalam pikirannya muncul sebuah fantasi dan keinginan untuk berjalan-jalan dengan mengendarai sebuah sepeda motor. Disebuah jalan yang kebetulan Ia lewati, ada sebuah motor yang terparkir dan kuncinya masih menancap. Lalu, Ia melakukan sesuai apa yang ada dalam fantasi dan apa yang Ia inginkan. Ia berjalan-jalan menggunakan sepeda motor dengan senang dan gembira. Disisi lain sang pemilik sepeda motor kebingunan mengetahui sepeda motornya hilang. Sang pemilik motor itu akhirnya melaporkan ke pihak yang berwenang. Dan si tunagrahita ini akhirnya diproses oleh pihak berwenang dan dikenai sanksi hukum.
Dalam ilustrasi diatas apakah memang seharusnya penyandang tunagrahita tersebut mendapatkan sanksi hukum yang sama seperti orang pada umumnya? Perlu kita ingat bahwa tunagrahita itu mungkin secara fisik biologis dan secara umur Ia bisa dikatakan dewasa. Akan tetapi, mereka mengalami keterlambatan dalam perkembangan mentalnya. Maka sudah seharusnya mereka mendapatkan perlakuan yang berbeda dihadapan hukum untuk tercapainya suatu keadilan bagi semua pihak.
Jadi pada intinya tidak semua perlakuan diskriminasi itu bersifat negative. Diskriminasi bersifat negative apabila perlakuan itu memang bermaksud untuk mempersulit atau lebih ekstreamnya lagi bertujuan untuk menyingkirkan kita. Diskriminasi bisa dikatakan sebagai suatu yang bersifat positif apabila diskriminasi tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah kita dan memberikan kita suatu identitas dan mengakui keberadaan kita.

NB :
Saya mohon maaf apabila ada kesalahan dalam tulisan ini. Saya merasa tulisan ini jauh dari kata sempurna. Maka dari itu saya membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan tulisan ini. Terima kasih.

Unordered List

Sample Text

Diberdayakan oleh Blogger.

Popular Posts

Recent Posts

Text Widget